Anak
adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh
dan menemukan jalan-jalannya. Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia
begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya.
Namun mungkin banyak dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa
sesungguhnya dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak
akan berharga sebagai sumber daya manusia.
Dalam lima tahun pertama yang disebut eThe Golden Yearsf ,
seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada
usia ini 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Karena itu, di
masa-masa inilah anak-anak seyogyanya mulai diarahkan. Karena saat-saat
keemasan ini tidak akan terjadi dua kali, sebagai orang tua yang
proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang berkenaan dengan
perkembangan sang buah hati, amanah Allah.
Urgensi mendidik anak sejak dini juga banyak disebutkan dalam Al Qur’an dan Al Hadits antara lain :
@
1. Terjemahan QS. At Tahrim (66) ayat 6
“Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang…”
Memelihara,
menurut sayyidina Ali: didik dan ajarilah, sedangkan menurut sayyidina
Umar: melarang mereka dari apa yang dilarang Allah dan memerintahkan
mereka apayang diperintahkan Allah.
2. Terjemahan Al Hadits
“Setiap yang dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
Hadits: seorang bayi mengencingi Rasulullah.
Di dalam buku “Pendidikan Anak Dalam Islam”
karangan Abdullah Nashih Ulwan disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat
memperhatikan tentang 7 (tujuh) segi dalam mendidik anak, yaitu :
1. Segi Keimanan
- menanamkan prinsip ketauhidan, mengokohkan fondasiiman ;
- mencari teman yang baik ;
- memperhatikan kegiatan anak.
2. Segi Moral
- kejujuran, tidak munafik ;
- menjaga lisan dan berakhlak mulia
3. Segi Mental dan Intelektual
- mempelajari fardhu ‘ain dan fardhu kifayah ;
- mempelajari sejarah Islam ;
- menyenangi bacaan bermutu yang dapat meningkatkan kualitas diri ;
- menjaga diri dari hal-hal yang merusak jiwa dan akal
4. Segi Jasmani
- diberi nafkah wajib, kebutuhan dasar anak seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan, pakaian danpendidikan ;
- latihan jasmani, berolahraga, menunggang kuda, berenang, memanah, dll ;
- menghindarkan dari kebiasaan yang merusak jasmani
5. Segi Psikologis
- gejala malu, takut, minder, manja, egois dan pemarah
6. Segi Sosial
- menunaikan hak orang lain dan setiap yang berhak dalam kehidupan ;
- etika sosial anak
7. Segi Spiritual
- Allah selamanya mendengar bisikan dan pembicaraan, melihat setiap gerak-geriknya dan mengetahui apa yang dirahasiakan ;
- memperhatikan khusu’, taqwa dan ibadah
Jika begitu banyak yang harus kita ajarkan pada anak, kapan waktu terbaik untuk memulai pendidikan kepadabuah hati ?
Simaklah beberapa hasil penelitian baru berikut ini :
1. Fakta tentang otak :
a.
Saat lahir, bayi punya 100 miliar sel otak yang belum tersambung. Pada
usia 0-3 tahun terdapat 1000 triliun koneksi (sambungan antarsel). Pada
saat inilah anak-anak bisa mulai diperkenalkan berbagai hal dengan cara
mengulang-ulang :
- memperdengarkan bacaan Al Qur’ an ;
- Bahasa Asing seperti bahasa Inggris ;
- memperkenalkan nama-nama benda dengan cara bermaindan menunjukkan gambar ;
-
memperkenalkan warna dengan menunjukkan kepadanya dalam bentuk benda
yang dia kenal, warna-warna cerah di kamarnya dan gambar ;
- memperkenalkan aroma buah melalui buku ;
- membacakan cerita atau dongeng
Pada usia 6 tahun, koneksi yang terus diulang (mengalami pengulangan – pengulangan) akan
menjadi permanen. Sedangkan koneksi yang tidak digunakan akan dipangkas alias dibuang.
Oleh karenanya, usia sebelum 6 tahun adalah saat yang tepat untuk mengoptimalkan daya
serap otak anak agar tidak terpangkas percuma.
b.
Otak yang belum matang rentan terhadap trauma, baik terhadap ucapan yang
keras maupun tindakan yang menyakitkan. Susunan otak terbentuk dari
pengalaman. Jika pengalaman anak takut dan stress, maka respons otak
terhadap dua hal itulah yang akan menjadi arsitek otak sehingga dapat
merubah struktur fisik otak. Itulah mengapa kita harus menghindarkan
diri dari memarahi anak atau memukulnya. Jika anak kita melakukan
kesalahan atau melakukan sesuatu yang tidak sopan, sebaiknyalah kita
mulai mengajarkannya mana yang betul dan sopan santun dengan cara yang
arif serta penuh kesabaran. Kita dapat mencontoh bagaimana Rasulullah
saw. bersikap sangat penuh kasih sayang terhadap anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar